Sebelum baca, coba lihat sekeliling, yuk! Ada berapa limbah elektronik yang disimpan di rumah karena bingung mau buang ke mana? Biasanya sampah elektronik seperti handphone, laptop, kabel, atau baterai ditumpuk atau dibuang gitu aja ke tempat sampah. Sampah elektronik jadi bercampur dengan sampah rumah tangga. Padahal sampah elektronik bisa berbahaya buat lingkungan lho!
Apa dampaknya pada lingkungan?
Sampah elektronik punya mengandung bahan beracun seperti timbal, polivinil klorida (PVC), merkuri, atau rominated flame retardants (BFR). PCV sering ditemuin di pembungkus kabel dan BFRP digunakan untuk papan sirkuit.
Kalau sampah elektronik itu kita biarin atau dibuang sembarangan, bahan-bahannya bisa mencemari air, tanah, dan udara. Ini berdampak pada kesehatan manusia yaitu keracunan pada ginjal, anemia, atau kanker!
Nah, semenjak tahu bahaya sampah elektronik, saya jadi melarang anak saya main kabel charger nih. Biasanya suka saya biarin aja, selama enggak nyetrum. Hehe. Padahal berbahaya buat kesehatan.
Lalu buang sampah elektronik di mana?
Sebenernya udah ada perusahaan yang mengolah e-waste di Indonesia. Sayangnya, perusahaan tersebut hanya menerima sampah dari pabrik manufaktur saja. Kenapa? Karena bercampur dengan sampah rumah tangga itulah yang membuat perusahaan-perusahaan kesulitan mengambil sampah elektronik. Masa iya harus datang ke rumah warga satu persatu?
Kita sering menemui pengepul sampah elektronik. Sayangnya, mereka tidak memiliki kemampuan dan perlengkapan yang aman saat mempreteli sampah-sampah elektronik tersebut. Padahal sampah ini berbahaya buat kesehatan.
Nah, saya menemukan bank sampah elektronik yang dikelola sama komunitas nonprofit EwasteRJ. Komunitas ini mengedukasi tentang pentingnya membuang sampah elektronik secara tepat. Selain mengedukasi, mereka juga menampung sampah-sampah elektronik di kita. Biasanya mereka ada di Car Free Day dan menyediakan dropbox gitu untuk orang-orang yang mau buang sampah elektronik.
Meski komunitas ini lokasinya di Jakarta, tapi agen e-wastenya tersebar berbagai kota, salah satunya Bandung. Nah, kemarin saya menghubungi agen Bandung untuk membuang benda elektronik milik saya yang udah mati.
Agen bank sampah elektronik di Bandung terletak di Greeneration Foundation, Jl. Titimplik no. 13 Bandung. Awalnya saya hubungi dulu contact person-nya yaitu Amel. Sebelumnya Amel tanya seberapa banyak sampah elektronik yang mau saya buang. Saya kirim foto di atas. Lalu dia bilang saya bisa kasih ke mereka dan sampah dikirim pakai kurir Go-Jek.
Setahu saya, mengirim sampah elektronik ke bank sampah juga harus hati-hati yaitu dibungkus dengan plastik. Jadinya, saya bungkus plastik sampah-sampah tersebut agar aman. Setelahnya, saya masukkan ke dalam dus bekas deterjen clodi.
Lalu setelah dikumpulkan ke bank sampah, apakah mereka akan mempreteli sendiri? Enggak. Komunitas EwasteRJ ini punya link PT Teknotama Lingkungan Internusa atau perusahaan yang memiliki sertifikasi pengolahan limbah elektronik. Jadi, fungsi komunitas ini sebatas membantu mengumpulkan sampah-sampah elektronik saja. Keren ya!
Kalau sampah elektronik yang besar seperti TV, kulkas, atau AC, hanya bisa dititipkan ke agen EwasteRJ di Jadetabek saja.
Nah, kalau mau tahu agen bank sampah di kota kamu, bisa lihat daftarnya di Instagram EwasteRJ. Ini bukan promosi lho ya, murni karena pengen kita mulai sadar memilah sampah dan bumi yang kita tinggali ini lebih baik. Hehe.
Ada yang sudah memilah limbah elektronik atau baru tahu tentang bank sampah elektronik?
![]() |
Limbah elektronik yang telah saya tumpuk bertahun-tahun :( |
Apa dampaknya pada lingkungan?
Sampah elektronik punya mengandung bahan beracun seperti timbal, polivinil klorida (PVC), merkuri, atau rominated flame retardants (BFR). PCV sering ditemuin di pembungkus kabel dan BFRP digunakan untuk papan sirkuit.
Kalau sampah elektronik itu kita biarin atau dibuang sembarangan, bahan-bahannya bisa mencemari air, tanah, dan udara. Ini berdampak pada kesehatan manusia yaitu keracunan pada ginjal, anemia, atau kanker!
Nah, semenjak tahu bahaya sampah elektronik, saya jadi melarang anak saya main kabel charger nih. Biasanya suka saya biarin aja, selama enggak nyetrum. Hehe. Padahal berbahaya buat kesehatan.
Lalu buang sampah elektronik di mana?
Sebenernya udah ada perusahaan yang mengolah e-waste di Indonesia. Sayangnya, perusahaan tersebut hanya menerima sampah dari pabrik manufaktur saja. Kenapa? Karena bercampur dengan sampah rumah tangga itulah yang membuat perusahaan-perusahaan kesulitan mengambil sampah elektronik. Masa iya harus datang ke rumah warga satu persatu?
Kita sering menemui pengepul sampah elektronik. Sayangnya, mereka tidak memiliki kemampuan dan perlengkapan yang aman saat mempreteli sampah-sampah elektronik tersebut. Padahal sampah ini berbahaya buat kesehatan.
Nah, saya menemukan bank sampah elektronik yang dikelola sama komunitas nonprofit EwasteRJ. Komunitas ini mengedukasi tentang pentingnya membuang sampah elektronik secara tepat. Selain mengedukasi, mereka juga menampung sampah-sampah elektronik di kita. Biasanya mereka ada di Car Free Day dan menyediakan dropbox gitu untuk orang-orang yang mau buang sampah elektronik.
Meski komunitas ini lokasinya di Jakarta, tapi agen e-wastenya tersebar berbagai kota, salah satunya Bandung. Nah, kemarin saya menghubungi agen Bandung untuk membuang benda elektronik milik saya yang udah mati.
Agen bank sampah elektronik di Bandung terletak di Greeneration Foundation, Jl. Titimplik no. 13 Bandung. Awalnya saya hubungi dulu contact person-nya yaitu Amel. Sebelumnya Amel tanya seberapa banyak sampah elektronik yang mau saya buang. Saya kirim foto di atas. Lalu dia bilang saya bisa kasih ke mereka dan sampah dikirim pakai kurir Go-Jek.
![]() |
Sampah elektronik dibungkus plastik agar aman. |
Setahu saya, mengirim sampah elektronik ke bank sampah juga harus hati-hati yaitu dibungkus dengan plastik. Jadinya, saya bungkus plastik sampah-sampah tersebut agar aman. Setelahnya, saya masukkan ke dalam dus bekas deterjen clodi.
![]() |
Sampah elektronik dimasukkan ke dalam dus, siap dikirim. |
Lalu setelah dikumpulkan ke bank sampah, apakah mereka akan mempreteli sendiri? Enggak. Komunitas EwasteRJ ini punya link PT Teknotama Lingkungan Internusa atau perusahaan yang memiliki sertifikasi pengolahan limbah elektronik. Jadi, fungsi komunitas ini sebatas membantu mengumpulkan sampah-sampah elektronik saja. Keren ya!
Kalau sampah elektronik yang besar seperti TV, kulkas, atau AC, hanya bisa dititipkan ke agen EwasteRJ di Jadetabek saja.
Nah, kalau mau tahu agen bank sampah di kota kamu, bisa lihat daftarnya di Instagram EwasteRJ. Ini bukan promosi lho ya, murni karena pengen kita mulai sadar memilah sampah dan bumi yang kita tinggali ini lebih baik. Hehe.
Ada yang sudah memilah limbah elektronik atau baru tahu tentang bank sampah elektronik?