Oh wew..
Hmm.. kok kayaknya (asumsi pribadi sih) obat tuh sebenarnya bukan bikin orang tambah sembuh ya.. tapi tambah sakit. Ya mungkin bagaimana caranya (saya kurang suka dengan kimia T-T) memang menyembuhkan. Tapi bagaimana kalo saya bilang selebihnya adalah sugesti?
Maksudnya begini.
Pernah lihat film yang mainnya Nicholas Cage dan Dakota Fanning (lupa judulnya)? Ceritanya Nicholas Cage itu mengalami anxiety dan punya gangguan agoraphobia (ketakukan pada tempat yang luas atau tempat umum) . Nah, ceritanya dia sama psikiaternya dikasih obat untuk menghilangkan rasa kecemasannya dan Cage yakin banget bahwa obat itu bisa mereduksi anxiety. Ternyata, ketika obatnya habis dan dokternya sedang keluar kota, ia mencoba membeli obat itu di apotek. Ternyata, apotekernya bilang bahwa itu hanya MULTIVITAMIN, bukan obat pereda anxiety.
(CMIIW, udah rada lupa filmnya)
Nah.. disitulah masuk sugesti. Dokter memberi sugesti bahwa obat itu, yang sebenarnya multivitamin, adalah obat untuk mereduksi anxiety dan Cage percaya. Ketika mengkonsumsi obat itu, anxiety Cage berkurang. Berarti, sebenarnya rasa sakit didiri orang juga dikarenakan sugesti (pemikiran2) mengenai rasa sakit itu.
Contoh konkritnya adalah ketika saya observasi di RSJ. Ceritanya ada seorang schizo yang dipukul kenceng banget sama rekannya tapi ia tidak merasakan sakit. Itu dikarenakan ia tidak merasa sakit. Contoh konkrit yang lebih kecil lagi adalah ketika kita tidak menyadari luka (misalnya jari tesayat pisau)yang ada ditubuh kita, maka luka itu tidak terasa sakit. Namun ketika kita sadar ada luka di tubuh kita, maka akan terasa sakit.
Wah.. jadi jauh juga dari obat flu sampai schizo. Huehehehe..
Waktu itu saya pernah ngomong kayak gini sama saudara saya yang dokter.
me: Ah.. itu mah karena sugesti
dia: Engga. Obat memang bisa menyembuhkan kok. Komposisi obatnya kan bla bla bla yang kontra dengan bla bla bla and so on :)
Wah, ya beda bidang. Susah toh?