Mengubah Paradigma Dari Dago Hingga Braga

Pada suatu sore, saya mengantarkan teman saya potong rambut di sebuah salon di Dago Plaza. Salon ini tidak pakai acara dikeramas atau diblow, hanya dicukur. Mirip seperti barber shop namun lebih bergaya - dengan penuh barang bertema rock n roll , pemudi dan pemuda. Model rambutnya pun bukan cepak saja, tapi mohawk, poni lempar, emo bagaimana, dan lainnya. Lebih mengejutkan, yang memotong rambut teman saya adalah seorang perempuan muda. Teman saya menunjuk sebuah model rambut di majalah. Perempuan muda itu mengiyakan. Agak khawatir sebenarnya karena baru memotong beberapa helai rambut, perempuan itu melihat buku. Ya ... semacam pemain musik yang terus-terusan lihat partitur. Salah lihat not ya bisa salah juga mencetnya. Salah lihat model ya bisa salah juga motongnya. Namun untungnya hasil potongan rambutnya bagus. Teman saya mengeluhkan kalau ia selalu pakai belahan pinggir kanan hingga terlihat agak kebotakan. "Ubah belahannya, yang semula kanan menjadi kiri, Mbak." Maka te