Untuk apa manusia hidup di dunia?
Mudah. Jawabannya adalah untuk menamakan benda-benda. Setidaknya ini jawaban yang diungkapkan Aristoteles. Selain menjawab, ia pun berhasil mengkategori dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sistematis. Beri selamatlah pada Aristoteles.
Setelah dipikir-pikir, jangan-jangan memang benar kalau manusia hidup di dunia untuk menamakan benda-benda. Ini kursi, ini meja, ini hewan, ini tumbuhan. Karena - coba bayangkan - jika manusia bertemu dengan "sesuatu" di luar kategori atau klasifikasi, manusia cenderung menghindari "sesuatu" tersebut. Coba bayangkan sekali lagi kalau manusia tiba-tiba bertemu dengan sebuah makhluk kenyal yang berbulu, bertangan banyak dan bermata satu, kemudian makhluk itu bertanya 'halo, apa kabar?' mungkin manusia bisa terkejut.
Bahkan, saking manusia tidak tahu, manusia bersikukuh menamakan. Saya sadar ini ketika saya baca-baca buku tentang tata surya dan UFO. Menghayati kalimat unidentified flying object, saya jadi berpikir saking tidak tahunya manusia tentang suatu benda aneh yang melayang-layang di udara, maka diberitahulah itu tuh benda terbang yang tidak dikenal lho. Walaupun tidak dikenal dan tidak masuk klasifikasi manapun, benda itu harus punya nama!
Oh, saya pun memiliki insight tentang bulan. Namun beberapa hari lagi akan saya ceritakan.
ada hikayat, entah apa sumbernya, apabila kau berhasil menamai sesuatu, maka kau akan menguasainya. ini adalah premis mantra.
ReplyDeleteWooowww.. keren sekali. Ceritakan lebih dalam, Mbak Mir!
ReplyDeletehttp://penabuluangsa.blogspot.com/2010/01/nama-mantra-dan-doa.html
ReplyDeletedalam sebuah kitab suci, bapak adam pun beradu dengan malaikat dalam hal menamai benda-benda...
ReplyDeleteentah aristoteles berguru pada bapak adam atau tidak.
oh ya? tolong ceritakan lebih lanjut.
ReplyDeletesesunggnya penamaan adalah mantra pertama Adam
ReplyDeletedan kita yang meneruskannya
hingga tiap hari memberi nama baru untuk sekedar roti... hiks... kutukan ini... indah sekali bukan?