Saat itu kucoba larikan pikiran sadar ke alam tidur, berharap di sana aku bertemu sebuah rahim yang anehnya diberi oleh seorang pejantan dengan rasa aman dan nyaman, dan terkadang menjadi tempatku untuk jatuh lunglai dalam kegilaan yang nikmat. Harusnya saat terakhir sebelum aku pergi, aku meminta untuk bertemu dengannya di ujung pelabuhan Padang Bai sehingga aku bisa memotret imajinya lalu kusimpan rapat-rapat di dalam laci memori agar bisa kupinjam imajinya disaat-saat kritis seperti ini. Kini aku lupa pakaian terakhir yang ia kenakan.
Kukerjap kedua mataku yang basah. Kerinduan ini begitu melenakan.
Lombok, 27 Desember 2010
aww, that sad
ReplyDeleteIya :(
ReplyDeleteooohh..
ReplyDeleteOh apa, Jen?
ReplyDeleteeh, liburan kok malah sedih.
ReplyDeleteFiksi lho, Jeekk.
ReplyDelete- Nia