Banyu Busuk
Saat dia bilang dia akan kawin, aduh ... rasanya hati ini lega betul. Rasanya ada beban besar yang diangkat dari pundak sehingga saya bisa bebas berjalan dan bertingkah seperti apapun. Tidak jalan menunduk-nunduk seperti dahulu. Sebut saja namanya Banyu. Banyu adalah seorang pria rupawan dengan rahang tegas, tubuh tinggi tegap, kulitnya cokelat, dan kalau menatap ... adduuuh, tidak ada yang tidak lumer dibuatnya. Saya seperti cokelat dijemur lama-lama atau seperti es kutub di zaman yang serba panas ini; meleleh. Lalu rupanya si rupawan ini pun tertarik betul dengan saya yang katanya punya segudang cerita, berkabut sehingga ia merasa tertantang untuk menyibaknya, juga rahasia-rahasia dalam yang ingin ia ketahui. Karena usahanya yang intens untuk melepas lapis demi lapis, maka akhirnya saya seperti batu yang memiliki ceruk karena tetesan air yang selalu sabar. Lalu saya buka semuanya hingga saya tidak memiliki apa-apa lagi. Transparan. Namun lama-kelamaan, Banyu memang boleh jad