Tapi pameran "Tatapan (tak Terlihat)" karya Muhammad Akbar di Selasar Sunaryo ini berbeda. Eksekusinya begitu rapi dan bisa dinikmati. Misalnya seri portrait dimana ada video tiga orang perempuan beda profesi yaitu polisi, pramugari, dan bank teller yang sedang tersenyum selama 10 menit lamanya sehingga pengunjung bisa melihat ekspresi muka aneh seperti bibir yang kelewat bergetar, mata yang banyak berkedip dan berair, dan lainnya--hingga senyuman yang dipaksakan tidak lagi indah. Pengunjung yang tidak terlihat oleh subjek diajak untuk mengamati para perempuan sebagai objek tontonan.
Dalam karyanya, Muhammad Akbar mengangkat isu subjek yang menonton dan objek yang ditonton. Subjek yang tidak terlihat (oleh objek) menatap, mengintip, menilai, dan mengevaluasi objek yang ditonton. Namun kadang subjek bisa berperan sebagai objek tontonan atau tatapan yang selalu ada di sekitarnya. Pertanyaannya adalah bagaimana objektifikasi itu merubah subjek mengikuti atau berusaha menjadi apa yang mereka ingin lihat, berusaha mengesankan suatu yang sempurna, atau malah menjadi apa adanya saja. Objektifikasi begitu mengendalikan subjek dalam bertindak.
Jadi teringat akan Sartre: “I am seen, transparent, transfixed.”
Selain itu, saya suka adalah video The Light Chaser. Video tersebut ditampilkan di ruangan yang gelap dengan proyektor bergerak keliling ruangan sehingga terlihat orang tersebut sedang menangkap cahaya betulan. Juga ada video The Trip #1 dan The Trip #2 sebesar dinding ruangan bergambar mata yang di dalamnya merefleksikan sebuah perjalanan.
Karena ini adalah pameran video, maka akan saya bagi dalam bentuk potongan rekaman pameran. Silakan menikmati:
0 comments:
Post a Comment
Komentar di blog ini akan dimoderasi agar penulis dapat notifikasi komentar terbaru.