Membuka Luka Lama Bersama The Act of Killing
.jpg)
Tema komunisme menjadi begitu dekat ketika saya mulai membaca karya sastra Indonesia. Banyak penulis yang selalu menyinggungkan nasib tokoh dengan komunis. Tengoklah Kubah dan Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Amba karya Laksmi Pamuntjak, Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, Saman karya Ayu Utami, Pulang karya Leila S. Chudori, dan masih banyak lagi. Setiap membaca, saya bertemu dengan tema komunis terus menerus. Lama-lama saya jadi berpikir: Memangnya sejarah Indonesia ini hanya komunis saja? Di luar dari rasa bosan itu, lama-lama pandangan tentang komunisme mulai berubah. Karya sastra menceritakan pembelaan terhadap kaum petani, bagaimana seorang tokoh hidup dalam pelarian, dan efek psikologis lain yang dialami. Selama ini di sejarah, para komunis diperlihatkan sebagai antagonis yang layak disiksa tanpa diadili. Tentu saja hal-hal yang dicerminkan di dalam karya sastra tidak disebutkan di buku pelajaran sejarah. Setelah peristiwa 30 September, sekitar dua juta orang di