Di luar dari rasa bosan itu, lama-lama pandangan tentang komunisme mulai berubah. Karya sastra menceritakan pembelaan terhadap kaum petani, bagaimana seorang tokoh hidup dalam pelarian, dan efek psikologis lain yang dialami. Selama ini di sejarah, para komunis diperlihatkan sebagai antagonis yang layak disiksa tanpa diadili. Tentu saja hal-hal yang dicerminkan di dalam karya sastra tidak disebutkan di buku pelajaran sejarah.
Setelah peristiwa 30 September, sekitar dua juta orang dibantai di Jawa dan Bali, termasuk mereka yang hanya dicurigai saja. Pantas saja jika peristiwa ini disebut-sebut sebagai lembar terhitam sejarah Indonesia dan terus diceritakan di dalam sastra. Jangan-jangan karya sastra adalah sebuah media agar kita tidak pernah lupa?
![]() |
Foto dipinjam dari sini |
Dengan rekonstruksi dramatis layaknya film fiksi, mereka melakukan reka ulang bagaimana mereka membunuh orang-orang. Alat yang dipakai dan tempat pembunuhan diperlihatkan. Lalu Anwar Congo, si pria kulit hitam kontras dengan celana putih yang telah membunuh 1000 orang, menari-nari di atas tempat perkara. Kemudian Anwar dan teman-temannya diundang oleh sang sutradara untuk membuat film reka ulang (seperti film dalam film) dimana Anwar berpura-pura korban. Lucunya, ia tidak dapat melanjutkan karena dia merasakan apa yang korbannya terdahulu rasakan. Oppenheimer berkata perasaan tersebut tidak ada apa-apanya dengan para korban yang benar-benar mati kala itu.
Film ini mendapat penghargaan Human Rights Human Dignity International Film Festival 2013 - Aung San Suu Kyi Award. Sayangnya film yang dipuji-puji di luar negeri sana bukanlah film yang ditonton oleh masyarakat Indonesia secara masif. Ia dipertontonkan dalam komunitas-komunitas kecil, bergerilya di bawah tanah.
The Act of Killing adalah sebuah film dokumenter yang menimbulkan perasaan masygul setelah menontonnya. Mungkin perasaan itu muncul ketika seseorang dibukakan matanya agar melihat ... kenyataan?
Ini film yang keren, dan gilanya lagi sama sutradaranya dikasih gratis untuk orang Indonesia.
ReplyDeleteTulisan yang bagus.
Terima kasih!
ReplyDelete