Gegap Gempita Tanpa Makna

"Kamu mau di sini sampai kapan?" tanya pacar saya di suatu siang. Saya melayangkan pandang pada gedung kantor yang tepat di depan mata. Penuh pertimbangan. "Enggak tahu," jawab saya pada akhirnya. Iya, saya tidak tahu kapan saya akan tinggal di Jakarta. Waktu pertama kali menginjakkan kaki di sini, saya berjanji saya hanya akan lima tahun berada di sini. Tapi sekarang kepastian itu memudar. Lalu saya melanjutkan, "Mungkin kalau aku jadi asisten redaktur atau kalau ada tawaran pekerjaan yang menarik dengan gaji lebih bagus di Bandung. Aku 'kan enggak mau selamanya tinggal di sini." Mudah-mudahan itu adalah optimisme yang bisa dijadikan rencana dan tujuan. Bukan jawaban untuk menghibur diri sendiri. Hampir tiga tahun lamanya saya tinggal penuh di Jakarta. Satu setengah tahun sebelumnya saya habiskan dengan pulang pergi Jakarta-Bandung setiap dua minggu dalam sebulan. Mulanya excited dan mensyukuri bahwa saya bisa hidup jauh dari rumah, punya waktu