Senjakala Supernova
Saya teringat, sebelas tahun lalu, saya membeli buku Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh karya Dewi Lestari. Saat itu saya masih kuliah dan itu adalah novel yang pertama kali saya beli. Maklum, ketertarikan saya pada buku dan nulis baru muncul saat kuliah, sebelumnya entah pada apa. Kesan pertama yang masih teringat jelas adalah saya enggak ngerti buku ini. Temanya berat. Tapi saya suka sekali dengan gaya bahasanya--romantis dan puitis. Rumit, berbelit-belit, dan setidaknya kalau saya menggunakannya untuk membuat cerita pendek, akan terlihat pintar. Iya, proses idolalisasi (halah) kepada penulis yang akrab disebut Dee memang sedangkal itu. Saya jatuh cinta pada caranya berbahasa. Saya benar-benar menirunya kala itu. Melalui karyanya, Dee membantu saya memasuki dunia tulis menulis. Setelah masuk, saya berevolusi. Gaya penulisan saya berubah, seiring dengan idolalisasi penulis lain. Keluarga ciamik: Dewi Lestari, Imelda Rosalin, Arina Ephipania Hari ini, Dee melakukan